Jangan Main-Main!!,
Helloween Adalah Perayaan Untuk Roh-Roh Orang Mati
Sangat
menyedihkan, Tahun ini semakin banyak mal-mal di Jakarta menyelenggarakan
perayaan dan pesta Haloween. Para orang tua dengan bangga mengajak anak-anak
mereka yang masih kecil-kecil, turut berpartisipasi merayakan Haloween, tanpa
menyadari apa itu Haloween. Semoga tidak ada di antara Saudara yang melakukan
hal itu kepada anak-anak kita sendiri. Kita, Orang Percaya wajib memperingatkan
keluarga dan sanak family, untuk tidak turut mengambil bagian dalam adat dunia yang
sesat dan tidak mengenal Firman Allah.
Menurut
History.com, asal mula perayaan Halloween berakar pada perayaan Celtic kuno
“Samhain” (diucapkan Sah-win). Bangsa Celtic, hidup ribuan tahun yang lalu di
daerah yang sekarang Irlandia, Inggris dan Perancis utara. Mereka menganut
kepercayaan Druids dan merayakan tahun baru mereka pada tanggal 1 November.
Hari itu menandai akhir musim panas dan panen serta awal musim dingin dan
gelap, yang sering dikaitkan dengan waktu-waktu kematian manusia setiap
tahunnya.
Para penganut modern dari agama Druids melakukan prosesi “Samhain” pada 2010 di Stonehenge – Inggris. Sumber: http://www.bbc.co.uk/news/uk-11660115 |
Pemerintah
Inggris melalui Departemen Sosialnya telah mengakui Druids sebagai agama. Hal
ini membuat kepercayaan ini kembali berkembang pesat. Menurut situsRiseEarth.com,
Druids tidak perlu dipertanyakan, adalah cikal bakal sejarah dari okultisme.
Sihir, satanisme, paganisme dan hampir semua aspek dari okultisme bersumber
pada ajaran Druids.
Bangsa
Celtic percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru 1 November, batas antara
dunia orang hidup dan yang mati menjadi kabur. Pada tanggal 31 Oktober malam,
mereka merayakan “Samhain”, saat itu diyakini bahwa hantu orang mati kembali ke
bumi. Selain menyebabkan masalah dan merusak hasil pertanian, orang Celtic
beranggapan bahwa kehadiran “roh-roh dunia lain” ini, membuat para Druid, yaitu
imam-imam bangsa Celtic, lebih mudah dalam membuat ramalan tentang masa depan.
Untuk orang-orang yang sepenuhnya tergantung pada alam yang tidak menentu,
ramalan-ramalan ini adalah sumber penting untuk mencari kenyamanan dan
keselamatan selama musim dingin yang panjang dan gelap.
Untuk
memperingati acara tersebut, para imam Druids membuat api unggun suci yang
besar, dimana orang berkumpul untuk membakar hasil panen dan hewan sebagai
kurban kepada para arwah. Selama perayaan, bangsa Celtic mengenakan kostum,
biasanya terdiri dari kepala dan kulit binatang. Kemudian mereka berusaha untuk
memberitahu peruntungan masing-masing. Ketika perayaan usai, mereka kembali
menyalakan tungku api mereka, mereka yang telah padam sebelumnya malam itu,
dari api unggun suci untuk membantu melindungi mereka selama musim dingin
mendatang.
Ritual Paganisme |
BERCAMPUR TRADISI ROMAWI “FERALIA” dan “POMONA”
Pada Tahun
43 Masehi, Kekaisaran Romawi telah menaklukkan sebagian besar wilayah bangsa
Celtic. Dalam perjalanan selama empat ratus tahun mereka menguasai tanah
Celtic, dua festival asal Romawi digabungkan dengan perayaan tradisional Celtic
“Samhain”. Yang pertama adalah “Feralia”,
suatu ritual tengah malam oleh orang Roma membawa biji-bijian dan sedikit
garam, roti yang direndam dalam anggur, ke kuburan orang-orang mereka yang
telah mati. Yang kedua adalah hari untuk menghormati “Pomona”, dewi buah dan
pohon. Lambang “Pomona” adalah apel dan menggabungan perayaan ini dengan
“Samhain” yang mungkin menjelaskan tradisi “apple boobing” (menunduk untuk
menangkap apel di atas ember yang penuh air), yang sering dipraktekkan sebagai
permainan pada tradisi Halloween saat ini.
Pada, Tahun
609 AD, Paus Bonifasius IV mendedikasikan tanggal 13 Mei sebagai hari untuk
menghormati semua martir Kristen, dan hari itu dijadikan festival Katholik
“Hari Semua Martir” oleh gereja Roma. Paus Gregorius III (731-741) kemudian
memperluas festival itu untuk memasukkan peringatan semua orang kudus beserta
semua martir, dan memindahkan perayaan dari tanggal 13 Mei ke tanggal 1
November, tepat pada tanggal perayaan kuno “Samhain” dari bangsa Celtic. Bahkan
memasuki abad ke Sebelas, gereja Roma akhirnya menetapkan Tanggal 2 November
sebagai “Hari Semua Arwah” (All Souls Day), hari untuk menghormati semua arwah
orang mati. Hari Semua Arwah (All Souls Day) dirayakan sama dengan ritual “Samhain”,
dengan api unggun besar, parade, dan berdandan kostum sebagai orang-orang
kudus, malaikat dan setan.
Perayaan All
Saints Day juga disebut “All-hallows” atau “All-hallowmas” (dari bahasa Inggris
Pertengahan “Alholowmesse” yang berarti Hari Para Orang Suci). Dan malam
sebelumnya, yang merupakan malam “Samhain” yang dirayakan dalam agama Celtic,
mulai disebut “All-hallows Evening” dan kemudian disingkat “Hallows-en” atau
lebih terkenal sebagai “Halloween”.
HALLOWEEN MASUK KE BENUA AMERIKA
Pada paruh
kedua abad kesembilan belas, Amerika dibanjiri imigran baru. Jutaan orang
Irlandia yang melarikan diri karena kelaparan Irlandia tahun 1846. Merekalah
yang membantu mempopulerkan perayaan Halloween di Amerika. Mengambil dari
tradisi Irlandia dan Inggris, orang Amerika mulai mengenakan kostum-kostum dan
pergi rumah ke rumah untuk meminta makanan atau uang, sebuah praktek yang
akhirnya menjadi tradisi “trik-dan-treat” hari ini. Sebuah tradisi Amerika yang
baru lahir, dan terus tumbuh. Hari ini, Amerika Serikat menghabiskan sekitar $
6 miliar per tahun setiap Halloween. Haloween menjadi liburan kedua terbesar
secara komersial di negara itu.
Tetapi
perayaan Halloween sangat jarang di Amerika bagian Utara, khususnya di wilayah
New England, karena sistem “kepercayaan kaku” kaum Protestan di sana menolak
merayakan Halloween. Halloween jauh lebih umum di Maryland dan koloni selatan.
Orang-orang Protestan juga tidak merayakan Hari Para Orang Suci dan Hari Semua
Arwah (All Souls Day) yang dirayakan oleh Gereja Roma. Berabad-abad bapa-bapa
Protestan melarang orang percaya merayakan hari orang mati “Halloween”.
Belakangan (2009) Vatican mengecam perayaan Halloween sebagai “kafir” dan
melecehkan Hari Raya “All Souls Day”.
Di Mexico
perayaan Katolik “All Saints Day” dan “All Souls Day” bercampur dengan budaya
Astec dan Maya menciptakan perayaan “Day of The Dead” khas Mexico yang disebut
“Dia de Los Muertos” juga dirayakan pada tiap tanggal 1 dan 2 November.
Orang-orang mexico merias wajah mereka menjadi tengkorak-tengkorak hidup,
membangun altar di kuburan dan menyajikan makanan di atasnya.
(sumber: http://www.overstock.com/guides/how-to-plan-a-dia-de-los-muertos-celebration)
(sumber: http://www.overstock.com/guides/how-to-plan-a-dia-de-los-muertos-celebration)
Perayaan “Dia de Los Muertos” Hari Orang Mati khas Mexico dirayakan tiap Tanggal 1-2 November
|
TRADISI HALLOWEEN BERTENTANGAN DENGAN IMAN KRISTEN
1. MENJADI
SAMA DENGAN ROH-ROH GENTAYANGAN
Tradisi
berpakaian kostum hantu dan setan-setan pada waktu Halloween, memiliki akar
tradisi Eropa maupun Celtic. Ratusan tahun yang lalu, musim dingin adalah waktu
yang tidak pasti dan menakutkan. Persediaan makanan sering menjadi terbatas dan
bagi banyak orang yang takut akan gelap, siang hari yang singkat di musim
dingin penuh hal yang mengkhawatirkan.
Pada malam
Halloween, mereka meyakini bahwa roh orang mati dan hantu-hantu datang kembali
ke dunia mereka. Orang-orang berpikir bahwa mereka akan menghadapi hantu jika
mereka meninggalkan rumah mereka, maka untuk menghindari diakui oleh hantu,
orang-orang akan mengenakan topeng/masker, ketika mereka meninggalkan rumah
mereka setelah gelap, sehingga para hantu akan menganggap mereka adalah sesama
hantu dan roh-roh gentayangan. Pada malam Halloween, untuk menjaga rumah mereka
dimasuki hantu, orang akan menempatkan mangkuk makanan di luar rumah, maksudnya
untuk menenangkan hantu dan mencegah mereka mencoba masuk ke dalam.
Tradisi ini
tidak pantas diikuti oleh orang percaya. Pertama, kita tidak perlu takut
menghadapi berbagai rintangan dan badai dalam hidup ini, Tuhan Yesus berjanji
Ia akan selalu menyertai kita sampai kepada Akhir zaman. Jadi kita tidak
seperti orang-orang yang tidak berpengharapan, sehingga harus selalu
memperingati datangnya kegelapan setiap tahunnya.
Kedua, kita
tidak perlu takut dan percaya bahwa pada malam Halloween setan bisa seenaknya
menyatroni hidup kita dan rumah-rumah kita. Kita tidak perlu ‘tunduk’ kepada
setan-setan dan memberi sesaji di depan rumah kita untuk roh-roh apapun dari
dunia ini. Karena Roh yang di dalam kita lebih besar dari segala roh-roh dunia
ini.
Yang ketiga,
masakan kita anak-anak Tuhan berdandan layaknya seperti hantu dan menjadi
serupa dengan setan-setan ? Apakah hubungannya Kristus dan setan-setan ? Kita
tidak layak memakai topeng-topeng setan dan para hantu gentayangan.
2.
MENANAMKAN NILAI-NILAI BURUK
Tradisi
Halloween Amerika yang disebut “trik-dan-treat” mengajari anak-anak untuk
memeras atau meminta sesuatu dengan ancaman. Tradisi ini berasal dari kebiasaan
dari tradisi malam “Samhein” dimana orang-orang sengaja meninggalkan makanan di
depan pintu rumah mereka, agar roh-roh gentayangan tidak mengusik rumah mereka.
Selama
perayaan Halloween di Amerika, anak-anak dengan mengenakan kostum hantu atau
setan, berkeliling menyatroni rumah-rumah tetangga untuk memunguti makanan atau
kue-kue di depan pintu rumah. Bila ada tetangga yang tidak menyediakan “sesaji”
di depan pintu mereka, maka anak-anak itu akan merasa “berhak” untuk mengganggu
rumah itu. Anak-anak akan melempari pintu atau jendela rumah itu dengan sampah
atau apa saja. Pagar dan pintu rumah yang dirusak, halaman atau taman yang
diacak-acak adalah hal wajar karena malam Halloween. Berbagai gangguan dan
perlakuan tidak baik akan dianggap lumrah oleh masyarakat karena Halloween.
Setiap tahun pada waktu Halloween, banyak orang tua tanpa menyadari telah
membiarkan nilai-nilai negatif meresap kepada anak-anak mereka.
Anak-anak didandani kostum setan-setan pada acara Halloween untuk menyenangkan siapa ? |
Di Indonesia
beberapa pusat perbelanjaan ikut-ikutan merayaan Halloween dengan mengadakan
kontes kostum Halloween. Dan yang mengenaskan pesertanya bukan orang tua,
tetapi kebanyakan anak-anak yang didandani oleh orang tua mereka, dengan kostum
setan-setan mulai setan dari ala film horor barat sampai hantu gentayangan ala
film horor Indonesia. Ada anak perempuan yang didandani dengan kostum hantu
kepala buntung. Hantu yang diperankan menenteng kepala, lengkap dengan hiasan
noda darah di leher yang buntung. Sungguh miris, apa orang tua tidak mengerti,
bahwa hal itu berarti mengenalkan “sadisme” ke dalam hidup anak-anak ?
MURKA TUHAN ATAS PERSATUAN YANG TIDAK KUDUS
Kita belum
membicarakan semua akibat buruk yang ditimbulkan dari tradisi perayaan
Halloween. Namun beberapa penjabaran di atas seharusnya menyadarkan kita (orang
percaya), untuk tidak turut mengambil bagian dalam adat istiadat yang berkaitan
dengan penghormatan kepada arwah-arwah orang mati.
Dalam kitab
Bilangan pasal 25 dikisahkan suatu tulah yang membunuh ribuan orang Israel.
Ketika orang Israel bergabung dengan penyembah BaalPeor. Yaitu orang-orang Moab
penyembah dewa-dewa dan arwah orang mati. Tuhan murka dan menimpakan tulah
kepada orang Israel karena bergaul dengan orang-orang yang menyajikan
persembahan kepada arwah orang mati.
“Mereka
berpaut pada Baal Peor, dan memakan korban-korban persembahan bagi orang mati.
Mereka menyakiti hati-Nya dengan perbuatan mereka, maka timbullah tulah di
antara mereka.” – Mazmur 106:28-29
Tuhan sangat
serius dengan kesucian kita, karena kita adalah umat kepunyaan-Nya. Karena
TUHAN itu kudus, maka kita seharusnya juga hidup secara kudus. Dalam kitab
Imamat diperingatkan setiap orang yang dirasuki arwah orang mati atau roh lain
seperti roh peramal, adalah najis dan harus dihukum mati. Apakah kita pantas
untuk bermain-main dalam ritual penghormatan untuk arwah orang mati dan roh
setan ?
“Kuduslah
kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari
bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku. Apabila seorang laki-laki
atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati,
yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada
mereka sendiri.” – Imamat 20:27
Kita adalah
milik Kristus, Gereja Tuhan adalah komunitas yang memang dipisahkan. Ini bukan
berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang lain dari dunia ini, tetapi jangan
kita turut dalam perbuatan-perbuatan mereka yang cemar. Kita harus bisa
membedakan, antara menghargai mereka sebagai sesama dan menolak
perbuatan-perbuatan mereka. Kita harus berani menolak untuk tidak turut serta
dalam perbuatan-perbuatan orang lain yang cemar, baik secara moral maupun
spiritual.
JANGAN MAIN-MAIN DENGAN HAL-HAL YANG SPIRITUAL
Mungkin ada
orang yang menyanggah bahwa keikut-sertaan mereka dalam pesta Halloween hanya
untuk senang-senang, tidak bersungguh-sungguh untuk bersekutu dengan roh-roh
jahat. Perhatikan Firman Tuhan katakan bahwa mereka akan menjadi sama dengan
apa yang mereka senangi, mereka akan menjadi serupa dengan yang mereka cintai.
“Tetapi
mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa
keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai
itu.” – Hosea 9:10b
Beberapa
tahun lampau di Indonesia, khususnya di Jawa, banyak ramai soal praktek
memanggil arwah orang mati melalui boneka Jailangkung. Awalnya mereka juga
hanya main-main, tetapi akhirnya mereka terseret dalam urusan roh-roh jahat.
Anda mungkin main-main, tetapi Halloween bukan main-main, dan roh-roh jahat
tidak pernah main-main dengan Anda. Iblis selalu mencari cara untuk menjerat
siapapun untuk dijadikan mangsanya.
“Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8
Sumber: www.houseofrevelation.com
Baca Buku: http://victoriouslifes.blogspot.co.id/2016/04/ralph-woodrow-babylon-mystery-religion.html
Baca Buku: http://victoriouslifes.blogspot.co.id/2016/04/ralph-woodrow-babylon-mystery-religion.html
Link Untuk
Share:
http://victoriouslifes.blogspot.co.id/2016/10/jangan-main-main-dengan-helloween.html
http://victoriouslifes.blogspot.co.id/2016/10/jangan-main-main-dengan-helloween.html
Posted by
Warrior of God
0 komentar:
Posting Komentar